Blog Details

Mengenal TKDN dari Manfaat, Sertifikasi, dan Cara Mendapatkannya

Pengertian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN): Menguatkan Industri Nasional

Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Pengertian TKDN

TKDN atau Tingkat Komponen Dalam Negeri adalah indikator yang mengukur sejauh mana suatu produk atau proyek menggunakan komponen-komponen yang diproduksi di dalam negeri.

  • Semakin tinggi tingkat TKDN, semakin besar proporsi komponen lokal yang digunakan.
  • Konsep TKDN dicetuskan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memperkuat industri dalam negeri.
  • TKDN digunakan sebagai salah satu preferensi utama dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Fungsi dan Manfaat TKDN

TKDN memiliki berbagai fungsi strategis dalam pembangunan industri nasional, antara lain:

  • Mendorong pertumbuhan industri dalam negeri
    Dengan meningkatkan penggunaan komponen lokal, TKDN menstimulasi permintaan terhadap produk-produk dalam negeri, meningkatkan produksi, dan membuka peluang kerja.
  • Mengurangi ketergantungan pada impor
    Pemakaian komponen dalam negeri mengurangi defisit perdagangan dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
  • Meningkatkan kemampuan teknologi dan inovasi
    Untuk mencapai TKDN yang lebih tinggi, produsen lokal harus meningkatkan kualitas teknologi dan inovasi, sehingga mendorong pengembangan SDM dan kualitas produk.
  • Mendorong kerjasama industri
    TKDN memfasilitasi kolaborasi antara produsen, pemasok, dan pemangku kepentingan lainnya, meningkatkan integrasi industri dan efisiensi rantai pasokan.

Melalui indikator TKDN, pemerintah berharap dapat memperkuat daya saing industri nasional, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan.


Kesimpulan

Sertifikasi TKDN bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan bagian penting dari proses pengadaan barang dan jasa pemerintah. Produk atau proyek dengan nilai TKDN tinggi memiliki peluang lebih besar dipilih, sekaligus berkontribusi pada pengembangan industri dalam negeri, inovasi teknologi, dan kemandirian ekonomi.

0 Comments

Post Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *