Bagi Anda pelaku usaha yang ingin masuk ke proyek strategis pemerintah, satu hal yang tidak boleh terlewat adalah nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Nilai TKDN mencerminkan seberapa besar kontribusi bisnis Anda terhadap ekonomi nasional, dan yang terpenting, jadi salah satu penentu utama apakah penawaran Anda akan dipertimbangkan atau tidak dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
Tapi apakah nilai TKDN bisnis Anda sudah sesuai standar? Apakah sudah cukup kompetitif? Di artikel ini, kami bantu Anda memahami standar minimum TKDN, rumus dan komponen penting, kaitannya dengan BMP, hingga cara praktis menyesuaikannya agar bisa bersaing di tender nasional
Apa Itu Standar Minimum TKDN Sesuai Sektor Industri
Sebagai pelaku usaha, Anda perlu tahu bahwa pemerintah menetapkan ambang batas nilai TKDN untuk berbagai sektor industri. Umumnya, nilai minimum adalah 25%, tapi bukan itu saja. Saat mengikuti tender, Anda akan dinilai dari kombinasi TKDN dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP). Bila jumlah keduanya mencapai minimal 40%, maka penawaran Anda akan mendapatkan prioritas utama. Ini artinya, hanya memenuhi ambang batas TKDN tidak cukup, Anda harus tahu bagaimana strategi Anda dinilai secara menyeluruh agar bisnis anda tidak kalah saing
Rumus dan Komponen yang Dihitung dalam Nilai TKDN
Dalam menghitung nilai TKDN. Ada formula yang harus Anda pahami agar perhitungan Anda bisa diterima saat proses verifikasi. Rumus utamanya adalah:
TKDN = (Biaya Komponen Lokal ÷ Total Biaya Produksi) × 100%
Komponen lokal meliputi bahan baku dalam negeri, tenaga kerja lokal, proses manufaktur di Indonesia, hingga overhead. Anda perlu mengidentifikasi ini secara rinci, dan mendokumentasikan semuanya secara rapi. Jangan sampai Anda kehilangan poin hanya karena perhitungan yang keliru atau dokumen yang tidak lengkap. Ketelitian di sini akan membawa Anda lebih dekat pada kelolosan sertifikasi — dan tentunya, peluang proyek bernilai besar.
Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) dan Kaitannya dengan TKDN
Banyak pelaku usaha belum memahami bahwa nilai sosial dan ekonomi lokal yang Anda ciptakan juga dinilai dalam tender. Inilah yang disebut Bobot Manfaat Perusahaan (BMP). Jika bisnis Anda mempekerjakan tenaga kerja lokal, bermitra dengan UMKM, atau menjalankan program tanggung jawab sosial, maka poin BMP Anda akan meningkat. Dan jika nilai TKDN + BMP ≥ 40%, Anda masuk kategori prioritas dalam proyek pemerintah. Jadi, jangan anggap BMP sebagai pelengkap. Ini adalah kesempatan Anda membuktikan bahwa bisnis Anda punya dampak nyata dan mendapat pengakuan atas kontribusi tersebut
Skema Penilaian dan Preferensi Harga dalam Tender
Dalam sistem evaluasi pengadaan pemerintah, bukan hanya harga terendah yang menang. TKDN menjadi elemen strategis yang diperhitungkan dalam skema teknis dan harga. Produk dengan TKDN ≥ 25% dan gabungan nilai TKDN + BMP ≥ 40% akan mendapatkan preferensi harga hingga 25% — sebuah keunggulan kompetitif yang signifikan. Artinya, meskipun harga Anda sedikit lebih tinggi, nilai TKDN Anda bisa “menutup selisih” dan tetap membuat Anda unggul dalam evaluasi. Ini adalah peluang besar bagi produsen lokal — asalkan Anda tahu bagaimana memainkannya.
Menyesuaikan Nilai TKDN Anda: Panduan Praktis dan Sektor Strategis
Jangan tunggu hingga proyek datang untuk mulai menghitung TKDN Anda. Mulailah dari sekarang. Bahkan siapkan sertifikat TKDN anda sekarang
Langkah pertama: petakan struktur biaya Anda, mana yang lokal dan mana yang impor. Setelah itu, siapkan dokumen pendukungnya dan pastikan semua data siap untuk verifikasi. Fokuslah pada sektor-sektor prioritas pemerintah seperti energi, alat kesehatan, teknologi, konstruksi, dan pertahanan. Bila Anda berada di sektor ini, potensi proyek strategis terbuka lebar dan nilai TKDN yang solid adalah tiket masuknya.
Siap masuk ke proyek pengadaan pemerintah? Mulailah dengan menghitung nilai TKDN dan mengurus sertifikat TKDN Anda bersama tim ahli Alatan Asastan Indonesia. Kami bantu dari persiapan, penghitungan, hingga pengurusan sertifikat TKDN.
Transformasi bisnis Anda dimulai hari ini bersama kami.